INGIN berkebun, tapi lahannya terbatas? Silakan mencoba sistem
hidroponik. Selain tidak perlu berkotor-kotor dengan tanah, produksi
tanaman pun bisa lebih tinggi.
Sistem bercocok tanam ala
hidroponik kini makin banyak dipilih karena merupakan budi daya tanaman
tanpa media tanah. Sistem bercocok tanam yang lebih banyak menggunakan
air sebagai sumber nutrisi utama ini biasanya dilakukan di dalam green
house. Pasalnya, faktor-faktor ekosistem bisa lebih mudah dikendalikan
sehingga risiko terhadap pengaruh cuaca pun bisa diperkecil. Ide awal
kebun hidroponik muncul dalam
menyiasati keterbatasan lahan, waktu, dan cara pemeliharaan.
Selain air, medium lain yang bisa
digunakan dalam sistem bertanam hidroponik ini ialah air, kerikil,
pasir, spon, atau gel. Sedangkan tanaman yang bisa tumbuh dengan sistem
hidroponik pun juga bermacam-macam. "Yang biasa ditanam dengan
menggunakan sistem hidroponik umumnya adalah tanaman apotek hidup,
sayuran, dan tanaman hias.
Banyak
manfaat yang bisa diperoleh dengan sistem berkebun hidroponik. Di
antaranya, produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan
penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat,
bila ada tanaman yang mati, bisa dengan mudah diganti dengan tanaman
baru, dan tanaman memberikan hasil
yang
kontinu. Kualitas daun, bunga, atau buah pun lebih sempurna dan tidak
kotor. Di samping itu, pengerjaannya juga lebih mudah, tidak memerlukan
banyak biaya dan waktu.
Karena manfaat dan perawatannya
yang mudah, sistem ini telah diterapkan di gedung-gedung bertingkat,
tempat-tempat perbelanjaan modern, dan di apartemen. Selain itu,
penempatan tanaman di gedung yang tidak ada sirkulasi udaranya juga
bertujuan mencegah sick building syndrome.
"Karena udara di gedung bertingkat
yang menggunakan AC tidak pernah berganti bertahun-tahun, maka banyak
mengandung bakteri dan polutan. Dengan sistem bertanam hidroponik,
tentunya lingkungan kantor menjadi sehat,"
Untuk
melakukan sistem berkebun hidroponik, ada baiknya memperhatikan media
yang ingin dipakai, tanaman yang ingin ditanam, pot yang digunakan,
serta penempatan tanaman.
Jika ingin mengikuti konsep seperti
di Jepang, medium pasir dan kerikil cocok digunakan untuk tanaman
bonsai seperti kaktus dan kamboja. Sedangkan medium spon dan air lebih
cocok untuk tanaman apotek hidup dan bunga hias. Untuk tanaman apotek
hidup di antaranya, lengkuas, kunyit, dan serai, sedangkan tanaman
sayuran yaitu tanaman basah, seperti pandan sayur, kangkung, sawi,
timun, dan terong dll.
Sementara itu, tanaman hiasnya
adalah tanaman yang berbunga indah dan berdaun indah. "Yang berbunga
indah harus kena sinar matahari, sedangkan yang daunnya indah harus
diletakkan di tempat yang lebih teduh,"
Namun
saat ini yang paling dipilih adalah tanaman sayuran. Sebab, selain
memiliki daun yang indah juga memberi manfaat karena lebih produktif.
"Secara visual cantik dan berguna, yang bisa diletakkan di depan rumah,
teras, maupun dapur," .
Mengenai
penataan kebun hidroponik, harus disesuaikan dengan ruangan agar
terlihat indah. Untuk di dapur atau ruang keluarga, bisa menerapkan
konsep kebun sayuran. Sementara jika di teras dan ruang tamu, konsep
yang lebih cocok adalah apotek hidup atau tanaman hias.
Untuk pemilihan potnya pun harus
disesuaikan dengan ruangan. "Jika ruangannya kecil, sebaiknya pot yang
digunakan pun yang berukuran kecil. Pasalnya, jika pot besar digunakan
di ruang sempit akan menimbulkan kesan sempit," sarannya.
Selain disesuaikan dengan ruangan,
bahan pot juga sebaiknya disesuaikan dengan model rumah dan selera. Jadi
jika model rumahnya etnik tradisional atau tropis tradisional, gunakan
pot yang terbuat dari tanah liat atau tembikar. Sementara, untuk rumah
modern, pot yang dipilih adalah yang terbuat dari plastik, fiber, logam,
ataupun seng.
"Kemudian, tampilannya perlu
dimodifikasi, bisa dengan lukisan atau cat agar terlihat lebih indah,"
Jenis tanaman yang biasa diletakkan di tempat-tempat seperti itu adalah
lidah mertua dengan nama latin Sansevieria trifasciata atau Sansevieria
zebri, yang berfungsi menjilati polutan sehingga udara di sekitar cukup
bersih untuk dihirup.
Bagi Anda yang hidup di kota,
bercocok tanam dengan hidroponik menjadi alternatif menyalurkan hobi
berkebun di tengah terbatasnya lahan hijau. Jadi, ada yang ingin
mencoba?
Nutrient film technique (NFT)
Nutrient film technique (NFT)
merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan
pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute,
Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang pada
awal 1970-an secara komersial. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode
budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang
dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air,
nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan
akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang
disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam
larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang
dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara
larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini
memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk
pertumbuhan secara normal. Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain
: dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air
dapat terpenuhi dengan baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat
konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat
disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan
beberapa kali dengan periode tanam yang pendek, sangat baik untuk
pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang dapat
terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman
dengan high planting density. Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan
seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung
terhadap energi listrik dan penyakit yang menjangkiti tanaman akan
dengan cepat menular ke tanaman lain.
Pada sistem NFT, kebutuhan dasar
yang harus terpenuhi adalah : Bed (talang), tangki penampung dan pompa.
Bed NFT di beberapa negara maju sudah diproduksi secara massal dan
disediakan oleh beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian,
di Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi
sehingga banyak petani Indonesia memakai talang rumah tangga (lebar
13-17 cm dan panjang 4 meter). Tangki penampung dapat memanfaatkan
tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan
nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau
selang distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah
: kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi, kecepatan
aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran
berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk
menghindari terbendungnya larutan nutrisi
NFT
merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja mengalirkan air,
oksigen dan nutrisi secara terus-menerus dengan ketebalan arus sekitar
2-3 mm. Tanaman disangga dengan sedemikian rupa sehingga akar tanaman
menyentuh nutrisi yang diberikan. Alat dibuat miring dengan salah satu
sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu sebesar 5% dari panjang alat
agar arus dapat mengalir dengan lancar.
Air dan nutrisi yang diberikan
tidak akan terbuang percuma karena aliran airnya akan masuk ke bak
penampung yang ada dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan
dialirkan lagi ke akar tanaman.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Talang air 4. Sterofoam
2. Pompa akuarium 5. Busa
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Biaya yang dperlukan relatif murah.
Kekurangan alat:
1.
Jika salah satu tanaman terserang penyakit maka satu talang tanaman
akan terserang juga, bahkan bisa dalam 1 alat semua menjadi tertular.
2. Alat ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini tidak bisa bekerja
Wick System
Wick System merupakan alat yang
sangat sederhana karena pada prinsipnya hanya membutuhkan sumbu yang
menghubungkan antara nutrisi dan media tanam. Air dan nutrisi akan dapat
sampai ke akar tanaman dengan memanfaatkan prinsip daya kapilaritas air
melalui perantara sumbu.
Media tanam akan terus-menerus basah oleh air dan nutrisi yang diberikan disekitar akar tanaman.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Media tanam
2. Sumbu
3. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Biaya alat yang murah.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Tidak tergantung aliran listrik.
Kekurangan alat:
1. Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan dapat kembali lagi sehingga lebih boros.
2. Banyaknya jumlah air yang diberikan akan sedikit susah diatur.
Floating / Rakit Apung
Floating hidroponic system (FHS)
merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara
menanamkan /menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung
diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam
sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi.
Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan
Massantini (1976) di Italia.
Pada
sistem ini larutan nutrisi tidak disirkulasikan, namun dibiarkan pada
bak penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan
larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena
dalam jangka yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pengendapan
nutrisi dalam dasar kolam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti terisolasinya
lingkungan perakaran yang mengakibatkan fluktuasi suhu larutan nutrisi
lebih rendah, dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya
terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada
energi listrik (mungkin hanya untuk mengalirkan larutan nutrisi dan
pengadukan larutan nutrisi saja).
Tanaman
ditancapkan pada lubang dalam styrofoam dengan bantuan busa (agar
tanaman tetap tegak) serta ditambahkan penyangga tanaman dengan tali.
Lapisan styrofom digunakan sebagai penjepit, isolator panas dan untuk
mempertahankan tanaman agar tetap terapung dalam larutan nutrisi. Agar
pemakaian lapisan styrofoam tahan lama biasanya dilapisi oleh plastik
mulsa. Dalam gambar juga ditunjukkan adanya bak larutan nutrisi dengan
penyangganya, biasanya bak penampung ini mempunyai kedalaman antara
10-20 cm dengan kedalaman larutan nutrisi antara 6-10 cm. Hal ini
ditujukan agar oksigen dalam udara masih terdapat di bawah permukaan
styrofoam. Untuk otomatisasi dalam FHS tidak berbeda jauh dengan cara
untuk pot culture system.
Floating
system merupakan alat yang paling sederhana karena hanya menggunakan
prinsip penggenangan. Akar tanaman diberi genangan air dan nutrisi
secara terus-menerus. Untuk kebutuhan oksigen tanaman mendapatkannya
melalui airstone yang diletakkan didalam air.Atau bisa juga dengan
memberikan pompa Aquarium sehingga air dan larutan nutrisi bisa terus
bersirkulasi.
Air dan nutrisi yang diberikan akan
langsung mengenai akar tanaman secara terus-menerus sehingga tanaman
dapat menyerapnya setiap saat.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Sterofoam
2. Busa
3. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Membutuhkan biaya yang cukup murah.
Kekurangan alat:
1. Oksigen akan susah didapatkan tanaman tanpa bantuan alat (airstone).
2. Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan.
Ebb and Flow
Ebb and flow atau yang biasa
dikenal dengan sistem pasang surut ini merupakan salah satu alat
hidroponik yang unik karena prinsip kerjanya yaitu tanaman mendapatkan
air, oksigen dan nutrisi melalui pompaan dari bak penampung yang dipompa
melewati media kemudian membasahi akar tanaman (pasang), kemudian
selang beberapa waktu air bersama nutrisi akan turun (surut) kembali
melewati media menuju bak penampungan.
Waktu pasang dan surut dapat diatur
menggunakan timer sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, jadi
tanaman tidak akan tergenang atau kekurangan air.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Media tanam 4. Po t/ Wadah tanaman
2. Pompa akuarium 5. Timer
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Pertukaran oksigen lebih baik karena terbawa air pasang dan surut.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
Kekurangan alat:
1. Biaya alat yang agak mahal.
2. Tergantung kepada aliran listrik.
3. Kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali tidak akan sebagus awalnya.
Drip Irigation
Drip
irigation merupakan salah satu jenis alat hidroponik yang sederhana
karena pada prinsipnya hanya memberikan air dan nutrisi dalam bentuk
tetesan yang menetes secara terus-menerus sepanjang waktu. Tetesan
diarahkan tepat pada daerah perakaran tanaman agar tanaman dapat
langsung menyerap air dan nutrisi yang diberikan.
Tanaman mendapatkan nutrisi setiap
saat sesuai kebutuhannya karena tetesan nutrisi dapat diatur sehingga
tidak akan menggenangi tanaman. Alat ini pada prinsipnya sama saja
dengan menyiram tanaman namun dilakukan secara otomatis, terus-menerus
dan sesuai dosis.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Selang air 4. Pot / polybag
2. Pompa akuarium 5. Media tanam
3. Jarum suntik 6. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai airdan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi karena diberikan sedikit demi sedikit.
4. Biaya yang dperlukan relatif murah.
Kekurangan alat:
1. Oksigen akan susah didapat tanaman jika media terlalu padat.
2.
Penggunaan bak penampung tidak akan terlalu menghemat air dan nutrisi
karena lebih banyak hilang terserap tanaman, tertahan media atau
penguapan.
Aeroponik
Aeroponik
termasuk jenis alat yang cukup mahal karena membutuhkan bahan-bahan
yang mahal, namun prinsip kerjanya sederhana yaitu air dan nutrisi yang
akan diserap tanaman diberikan dalam bentuk butiran kecil atau kabut.
Pengkabutan ini berasal dari pompa dari bak penampungan yang
disemprotkan menggunakan nozzel sehingga nutrisi yang diberikan akan
lebih cepat terserap akar tanaman.
Penyemprotan dilakukan berdasarkan
durasi waktu yang diatur menggunakan timer. Penyemprotan dilakukan ke
bagian akar tanaman yang sengaja digantung. Air dan nutrisi yang telah
disemprot akan masuk menuju bak penampungan untuk disemprotkan kembali.
Alat-alat yang dibutuhkan:
1. Plastik 4. Sterofoam
2. Pompa akuarium 5. Nozzel
3. Pipa PVC 6. Ember atau wadah air
Kelebihan alat:
1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus-menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Nutrisi lebih mudah diserap tanaman karena diberikan dalam ukuran kecil.
Kekurangan alat:
1. Membutuhkan biaya yang cukup mahal.
2. Alat ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini tidak bisa bekerja.
Hidroponik Vs Organik
Pasti banyak dari para pembudidaya
yang berfikir jika kedua cara budidaya tersebut dibandingkan akan lebih
baik yang mana. untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka kita perlu
sedikit mengulas kedua cara budidaya tersebut.
Hidroponik merupakan cara
pembudidayaan tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur hara.
Penyediaan unsur hara sepenuhnya dilakukan oleh manusia melalui pupuk.
Pupuk yang diberikan mengandung unsur-unsur hara essensial yang
dibutuhkan tanaman. Sedangkan Organik merupakan cara pembudidayaan
tanaman tanpa menggunakan bahan kimia atau cara budidaya yang
menggunakan bahan-bahan alami.
NO Pembanding Hidroponik
1 Kesehatan Sehat, karena tanaman mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang pas
2 Pencemaran Tidak, karena tidak ada bahan kimia yang terbuang
3
Pupuk Kimia, walaupun dari bahan kimia tetapi tetap sehat karena unsur
hara yang diserap tanaman dalam bentuk ion dan dirubah menjadi
karbohidrat oleh tanaman
4 Kandungan pupuk Tinggi dan lengkap, jumlahnya pas
5 Lokasi Tidak terbatas, bisa dimana saja
6 Produktivitas Tinggi dari sejak awal tanam
NO Pembanding Organik
1 Kesehatan Sehat, karena menggunakan bahan-bahan alami
2 Pencemaran Tidak, karena bahan yang digunakan ramah lingkungan
3
Pupuk Alami, sehat karena dari bahan alam. Walaupun dari bahan alam
namun unsur hara yang diserap tanaman dalam bentuk ion sama seperti
pupuk kimia
4 Kandungan pupuk Rendah dan belum tentu lengkap, karena sifat dari bahan alam
5 Lokasi Terbatas pada faktor tanah
6 Produktivitas Pada awal tanam rendah namun akan terus meningkat
Diatas adalah beberapa perbandingan
budidaya Hidroponik dengan budidaya Organik. Namun kedua cara budidaya
tersebut pada hakikatnya adalah berbeda karena Organik merupakan
budidaya pada tanah dan Hidroponik tanpa menggunakan tanah. Jadi
tergantung kebutuhan dan tujuan budidaya anda untuk memilih cara
budidaya yang ingin anda lakukan.
Hidroponik dan Global Warming
Global warming adalah naiknya suhu
bumi secara keseluruhan. Beberapa penyebabnya yaitu karena menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana
yang menjadi perangkap sinar matahari. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.
Salah satu cara mengurangi dampak
Global warming adalah dengan mengurangi kadar karbondioksida di udara.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara
adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.
Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap
karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan
menyimpan karbon dalam kayunya.
Penanaman pohon dalam jumlah banyak
pada saat ini tentu mengalami banyak hambatan salah satunya pada
keterbatasan lahan terutama daerah perkotaan dan perindustrian yang
malah merupakan daerah terbesar penghasil karbondioksida. Di sinilah
salah satu keunggulan Hidroponik yang mampu menjawab hambatan tersebut.
Hidroponik merupakan budidaya terbaik yang dapat dilakukan pada daerah
perkotaan dengan lahan terbatas. Hidroponik mampu menawarkan solusi
dengan dilakukan di atap rumah, apartemen, kantor dll.
Sebagai contoh negara Jepang yang
mampu menanam padi di dalam sebuah gedung bertingkat. Keunggulan inilah
yang membuat Hidroponik dijuluki Pertanian Modern Perkotaan. Hidroponik
perkotaan merupakan salah satu usaha yang paling baik dalam mengurangi
dampak Global Warming. Mari kita bersama-sama mengurangi dampak Global
warming karena nanti kita juga yang akan merasakan manfaatnya.
Percayalah dengan menanam tanaman
kita sudah mengurangi kadar karbondioksida dan kita juga sudah
menyumbangkan oksigen kepada dunia.
Source: http://paktanihydrofarm.blogspot.com/2011/03/berkebun-hidroponik-mudah-dan.html